Jumat, 11 Januari 2013

PELAKU ADOPSI By 3us


Biasanya adopsi anak ini dilakukan antara lain oleh; pasangan suami istri (yang sudah memiliki anak atau belum memiliki anak), orangtua tunggal (duda atau janda) dan individu belum menikah (single parent), sedangkan anak yang diadopsi antara lain berasal dari; keluarga sendiri, kenalan, institusi seperti yayasan–yayasan sosial, panti asuhan atau lembaga-lembaga pengangkatan anak (Anglisngsari & Selamihardja, 2000).
            Pria atau wanita lajang (tidak berpasangan) yang mengadopsi anak akan kurang baik pengaruhnya terhadap anak. Alasannya, mereka cenderung memberikan perhatian yang berlebihan dan pada dasarnya anak sebenarnya lebih membutuhkan figur lengkap, yaitu ibu dan ayah. Selain itu usia orang tua angkat juga patut menjadi pertimbangan. Sebaiknya usia ibu angkat seusia rata–rata wanita yang bisa melahirkan. Bila baru mengangkat anak di usia 50-an, beda usia antara anak dan orang tua akan terlalu banyak, sehingga dikhawatirkan akan terjadi generation gap. Belum lagi kesigapan fisik yang juga kurang menunjang. Masalah makin rumit lagi bila orangtua angkat meninggal atau sakit–sakitan sebelum anak dewasa, sehingga tidaklah heran bila lembaga–lembaga adopsi menyarankan agar orangtua angkat tidak berusia di atas 40 tahun.
            Hurlock (1990) menambahkan, bahwa sebaiknya pelaku adopsi bukan merupakan keluarga lengkap. Artinya keluarga dengan ayah, ibu dan anak–anak kandung. Hal ini menjadi pemicu munculnya permasalahan karena menurut Hurlock, banyak anak kandung merasa bahwa anak yang diadopsi bukanlah saudara kandungnya dan tidak termasuk keluarga mereka. Kemudian lanjut Hurlock, mereka pun akan memperlakukan anak adopsi tidak seperti terhadap saudara–saudara kandungnya yang lain, dan hal ini akan menimbulkan rasa tersisih, tertolak dan kebingungan identitas pada anak adopsi yang diberikan status anak kandung oleh orangtua angkatnya.
Masih menurut Hurlock, perselisihan akan lebih sering terjadi bila jarak usia antara anak adopsi dengan anak kandung cukup dekat. Jangankan dengan anak adopsi, perselisihan dengan sesama anak kandung saja rentan terjadi, bagaimana dengan anak adopsi? 

Peace, 3us ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar