Biasanya
adopsi anak ini dilakukan antara lain oleh; pasangan suami istri (yang sudah
memiliki anak atau belum memiliki anak), orangtua tunggal (duda atau janda) dan
individu belum menikah (single parent), sedangkan
anak yang diadopsi antara lain berasal dari; keluarga sendiri, kenalan,
institusi seperti yayasan–yayasan sosial, panti asuhan atau lembaga-lembaga
pengangkatan anak (Anglisngsari & Selamihardja, 2000).
Pria atau wanita lajang (tidak
berpasangan) yang mengadopsi anak akan kurang baik pengaruhnya terhadap anak.
Alasannya, mereka cenderung memberikan perhatian yang berlebihan dan pada
dasarnya anak sebenarnya lebih membutuhkan figur lengkap, yaitu ibu dan ayah.
Selain itu usia orang tua angkat juga patut menjadi pertimbangan. Sebaiknya
usia ibu angkat seusia rata–rata wanita yang bisa melahirkan. Bila baru
mengangkat anak di usia 50-an, beda usia antara anak dan orang tua akan terlalu
banyak, sehingga dikhawatirkan akan terjadi generation
gap. Belum lagi kesigapan fisik yang juga kurang menunjang. Masalah makin
rumit lagi bila orangtua angkat meninggal atau sakit–sakitan sebelum anak
dewasa, sehingga tidaklah heran bila lembaga–lembaga adopsi menyarankan agar
orangtua angkat tidak berusia di atas 40 tahun.
Hurlock (1990) menambahkan, bahwa
sebaiknya pelaku adopsi bukan merupakan keluarga lengkap. Artinya keluarga
dengan ayah, ibu dan anak–anak kandung. Hal ini menjadi pemicu munculnya
permasalahan karena menurut Hurlock, banyak anak kandung merasa bahwa anak yang
diadopsi bukanlah saudara kandungnya dan tidak termasuk keluarga mereka.
Kemudian lanjut Hurlock, mereka pun akan memperlakukan anak adopsi tidak
seperti terhadap saudara–saudara kandungnya yang lain, dan hal ini akan
menimbulkan rasa tersisih, tertolak dan kebingungan identitas pada anak adopsi
yang diberikan status anak kandung oleh orangtua angkatnya.
Masih
menurut Hurlock, perselisihan akan lebih sering terjadi bila jarak usia antara
anak adopsi dengan anak kandung cukup dekat. Jangankan dengan anak adopsi, perselisihan
dengan sesama anak kandung saja rentan terjadi, bagaimana dengan anak
adopsi?
Peace, 3us ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar