Rabu, 30 Januari 2013

PADA DASARNYA SEMUA ANAK ADALAH BAIK By: 3us



Menurut Al Istanbuli (2006) ada beberapa hal yang harus kita ketahui dan pahami mengenai dunia anak, yaitu:
1. Segala sesuatu di dunia ini muncul dari Sang Maha Pencipta dalam keadaan baik. Kebaikan itu kemudian mengalami kerusakan dan distorsi akibat ulah tangan-tangan manusia. Begitu juga dengan anak. Mereka semua terlahir dalam kondisi baik. Apabila kondisi baik itu berubah menjadi buruk, itu juga akibat ulah tangan-tangan manusia yang berada di sekitarnya.
2. Pada diri anak hanya terdapat unsur-unsur kebaikan dan unsur-unsur keburukan. Salah satu dari kedua jenis unsur itu akan muncul lebih dominan sesuai dengan pengaruh lingkungan social, pengaruh lingkungan keluarga, dan pengaruh-pengaruh lain.
3. Anak kecil berbuat buruk karena pikirannya belum dapat membedakan baik dan buruk. Ia belum memahami konsekuensi perbuatannya. Bila ia menyiksa burung kecil dan gembira melihat penderitaan burung tadi, itu karena ia sama sekali belum memahami makna kasih sayang. Ia juga tidak tahu apakah burung tadi kesakitan atau tidak. Adapun segala keburukan yang ia perbuat selanjutnya disebabkan oleh bobroknya pendidikan dan rusaknya masyarakat. Bukti hal ini adalah adanya keburukan tertentu pada sebagian anak dan adanya keburukan lain pada sebagian anak lainnya. Ada anak yang penakut, ada anak yang pemberontak, ada yang pendengki, dan ada yang serakah. Seandainya mereka sudah terlahir dengan perangai buruk, niscaya seluruh perangai buruk mereka akan sama.

 Ingatlah Bahwa Tiap Anak Berbeda!
Seluruh anak tidak bisa diperlakukan sama. Cara berinteraksi dengan anak yang satu tentu berbeda dengan cara interaksi dengan anak lainnya termasuk dalam pendidikan. Cara menangani anak harus disesuaikan dengan tabiat, sifat, usia, dan lingkungannya.
Ada orangtua yang mencela anaknya karena tidak sama dengan anak-anaknya yang lain dari segi bakat dan minat. Mereka lupa bahwa anak tidak selamanya menjadi seperti orangtuanya, tetapi mungkin mereka menyerupai nenek moyangnya.
Mengabaikan perbedaan-perbedaan yang ada pada diri anak akan merusak masa depan mereka, karena api kecenderungan dan kepandaian mereka padam. Pengabaian perbedaan terkadang membuat anak kabur dari sekolah karena celaan guru dan teman-teman. Mereka dicela setelah mereka kalah dalam lomba paksaan guru pada bidang yang tidak mereka sukai. Padahal, dengan tidak memaksa, si anak mungkin saja dapat tertarik dan tergerak untuk ikut berlomba setelah melihat teman-temannya.


Bersahabatlah Dengan Anak!
Berikut beberapa poin yang perlu kita cermati sebagai orangtua bila ingin memupuk persahabatan dengan anak:
1. Kita tidak akan bisa bersahabat dengan anak kecuali kita bisa melihat dunia dengan pandangan mata mereka.
2. Anak kecil cenderung mengikuti kemauan diri sendiri dan ia tidak mau bersahabat dengan orang yang berbuat buruk terhadap dirinya. Sedangkan kita cenderung untuk mengabaikan dorongan jiwa anak. Seringkali kita menyamakan anak dengan orang dewasa.
3. Kita tidak akan dapat memperoleh kasih sayang anak jika kita tidak memberi kepercayaan terhadap bakat-bakatnya yang tinggi.
4. Pendidikan anak tidak mungkin benar dan berhasil tanpa mempelajari dan memahami apa yang ada dalam jiwanya
5. Bersahabat dengan anak itu mudah, jika kita memahami rahasia-rahasia insting dan minat anak. Bersahabat dengan anak menjadi amat sulit bagi orang yang mengharapkan anak berfikir dengan akal orang dewasa. Kembalilah pada masa kanak-kanak, ketika berinteraksi dengan anak-anak dan untuk meraih hatinya.
6. Anak-anak pada umumnya, bahkan yang paling bandel dalam pelajaran sekalipun, akan bersemangat dan aktif dalam bermain atau aktivitas mengasyikkan lainnya. Karena itu, kita harus mengenali watak-watak mereka. Jika seorang anak bermasalah di semua aktivitas, anak tersebut lemah kemauan dan memerlukan terapi. Jika ada aktivitas atau pekerjaan yang menarik dan mengasyikkannya, perhatikanlah perkembangan minat khusus ini untuk kemudian diupayakan pengembangan perhatiannya.


Peace, 3us ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar