A. Pengertian Keluarga
Menurut Salim (1991) dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa pengertian keluarga adalah suatu
kelompok dalam masyarakat, berisikan orang-orang yang mempunyai hubungan
kekerabatan yang sangat mendasar. Sedangkan menurut Goldenberg (1985) keluarga
didefinisikan secara lebih terinci, yaitu bukan hanya sekedar sekumpulan
individu-individu yang menempati ruang secara fisik dan psikologis bersama,
namun lebih daripada itu keluarga adalah suatu sistem sosial natural untuk
mengembangkan aturan, peran, struktur kekuatan, bentuk-bentuk komunikasi dan
cara negosiasi serta problem solving
yang diwujudkan dengan adanya berbagai macam tugas untuk ditampilkan secara
efektif.
B. Keluarga Fungsional dan Disfungsional
Menurut Yusuf (2004) keluarga yang
fungsional ditandai dengan karakteristik:
- Saling memperhatikan dan mencintai
- Bersikap terbuka dan jujur
- Adanya orangtua sebagai pendengar yang baik. Dapat
menerima perasaan anak dan menghargai pendapat anak.
- Terbukanya ruang untuk berdiskusi (musyawarah),
mengeluarkan pendapat diantara tiap anggota keluarga.
- Mampu berjuang untuk mengatasi masalah hidup.
- Saling menyesuaikan diri dan mengakomodasi.
- Orangtua mengayomi atau melindungi anak.
- Komunikasi antar anggota keluarga berlangsung dengan
baik.
- Keluarga memenuhi kebutuhan psikososial anak dan
mewariskan nilai–nilai budaya, serta
- Mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.
Apabila
dalam suatu keluarga tidak mampu menerapkan atau melaksanakan fungsi–fungsi
seperti yang telah diuraikan diatas, maka menurut Schneiders (dalam Yusuf, 2004)
keluarga tersebut mengalami stagnasi (kemandegan) atau disfungsi yang pada
gilirannya akan merusak kekokohan keluarga tersebut, khususnya pada
perkembangan kepribadian anak.
Sedangkan
ciri–ciri keluarga yang disfungsional
tersebut oleh Hawari (dalam Yusuf, 2004) ditandai dengan karakteristik:
- Adanya kematian salah satu atau kedua orangtuanya
- Kedua orangtua berpisah atau bercerai (divorce)
- Hubungan kedua orangtua tidak baik (poor marriage)
- Hubungan orangtua dengan anak tidak baik (poor parent–child relationship)
- Suasana rumah tangga yang tegang dan tanpa
kehangatan (high tension and low
warmth)
- Orangtua sibuk dan jarang berada di rumah (parent’s absence)
- Salah satu atau kedua orangtua memiliki kelainan
kepribadian atau gangguan kejiwaan (personality
or psychological disorder)
Peace, 3us ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar