Cara terbaik
mengadopsi anak adalah dengan mengambil langsung bayi yang baru lahir
(Anglingsari & Selamihardja, 2000). Berbeda bila mengadopsi anak balita.
Pada usia ini anak sudah merekam sejumlah pengalaman dalam proses perkembangan
sebelumnya. Sebab, pada umur 3 tahun muncul kesadaran identitas bahwa dirinya
berbeda dengan orang lain. Maka, bila anak pernah diasuh oleh seseorang yang
berbeda dengan pengasuhan sebelumnya (misal karena sudah merekam kehidupan
dengan keluarga sebelumnya,lalu tiba–tiba berubah menjadi hidup dengan keluarga
baru), anak akan mendapat kesulitan karena harus mengubah identitas. “Sekarang
rumahnya, bapak–ibunya yang ini, lalu siapa yang dulu itu?” Anak belum bisa
mencerna adopsi, yang mereka lihat hanyalah kenyataan. Artinya, anak harus berpindah
dan menyesuaikan diri dengan identitas baru di keluarga yang baru. Lebih mudah
bila mengadopsi kanak–kanak di atas usia balita. Anak tahu persis identitasnya,
mengerti perjalanan hidupnya, mengapa ikut bapak-ibu, dan lain sebagainya.
Semakin
muda usia anak yang diangkatpun akan semakin baik, karena anak akan lebih mudah
atau terbiasa menyesuaikan diri dengan orangtua “baru” –nya. Walaupun
sebenarnya bila mengadopsi anak dengan usia agak besar-pun sebenarnya ada
keuntungannya, yaitu anak sudah tahu dari awal bahwa dirinya bukan anak
kandung. Sehingga akan lebih mudah dalam penyesuaian dirinya dalam keluarga
yang baru (keluarga angkat).
Peace, 3us ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar