Semua orangtua sekali waktu pasti
merasa marah terhadap anaknya. Mengatasi perilaku anak, memang bukan hal yang
mudah. Hanya dengan mengatakan “tidak” saja belum tentu dapat meredam sikap
yang menjengkelkan tersebut. Dalam menghadapi sikap dan perilaku anak yang
menyulitkan tersebut, banyak orangtua yang lepas kendali sehingga mengatakan
atau melakukan situasi ini sering
berulang, maka baik disadari maupun tidak orangtua akhirnya melakukan kekerasan
pada anak, baik secara fisik maupun mental.
Kekerasan
pada anak ini dapat muncul, apabila orangtua tidak memiliki bekal ilmu yang
cukup dalam memahami tumbuh kembang anak-anaknya. Bukti bahwa orangtua tidak
memiliki bekal ilmu yang cukup tentang tumbuh kembang anak (dunia anak) adalah
dengan mudah diterapkannya cara kekerasan dalam mendidik, mendisiplinkan dan
mengubah perilaku anak. Mulai-lah anak direcoki dengan kata-kata dan kalimat
bernada tinggi, bervolume keras dengan makna yang negatif dan menyakiti/melukai
hati anak. Belum lagi apabila verbal dirasa belum cukup untuk mewakili rasa
marah maka orangtua tak jarang menggunakan jurus akhir yang dikira ampuh yaitu
dengan hukuman fisik. Maka pukulan, cubitan, jeweran, jambakan bahkan tamparan
menjadi cara yang dianggap biasa bagi para orangtua dalam mendidik dan
mendisiplinkan anak-anaknya. mereka tidak mengerti bahwa dengan menerapkan cara
mendidik dan mendisiplinkan seperti itu mereka baru saja memasuki proses
memproduksi anak-anak yang akan tumbuh menjadi pribadi-pribadi pemaki,
pembentak dan pemukul sama dengan yang orangtuanya lakukan dulu terhadapnya.
Atau sebaliknya, anak-anak korban kekerasan akan tumbuh menjadi pribadi
penakut, penuh ketidakpercayaan diri dan lemah mental akibat didikan penuh
intimidasi dan ancaman dan orangtuanya dahulu.
Kekerasan pada anak rentan terjadi
terutama apabila anak memunculkan sikap, sifat atau perilaku yang tidak sesuai
dengan harapan orangtua, dan situasi ini rentan terjadi dalam kasus
pengadopsian anak. Anak adopsi yang notabene bukan anak kandung memiliki
peluang besar untuk tumbuh dengan karakteristik sifat atau perilaku yang tidak
sesuai dengn harapan orangtua angkat. Maka dari itu pembahasan mengenai
kekerasan ini penulis anggap perlu untuk dimasukkan sebagai bahan renungan bagi
para orangtua angkat yang sedang atau akan mengadopsi anak.
Makna
kekerasan-pun perlu untuk diluruskan dalam pembahasan ini bagi para orangtua
atau pendidik. Yang disebut kekerasan bukan hanya yang bersifat fisik seperti
yang selama ini cenderung dipahami. Jadi kekerasan itu bukan hanya memukul
hingga biru dan berdarah, namun bentakan, teriakan, kata-kata pedas, kritikan
tajam, pandangan atau sikap merendahkan, ketiadaan kesempatan untuk berpendapat
dan sikap mengabaikan juga digolongkan sebagai suatu bentuk kekerasan. Untuk
itu kesemuanya mengenai seluk-beluk tindak kekerasan pada anak akan dibahas
secara lengkap dan detail namun ringkas dalam blog ini. Silahkan anda klik kategori "KEKERASAN PADA ANAK" untuk mendapatkan seluruh artikel yang terkait.
Peace, 3us ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar