Selasa, 07 Juli 2020

JANGAN ADA DUSTA DIANTARA KITA

JANGAN ADA DUSTA DIANTARA KITA
Oleh: Dian Fitriaswaty.,MPsi.,Psikolog.,CHt.,CHA.,C.NNLP




Materi ini adalah tentang bagaimana memupuk rasa saling percaya antara pasangan suami istri. 
 
Ketika rasa saling percaya tumbuh, maka akan menciptakan komunikasi yang baik, komunikasi yang berkualitas. Tidak ada lagi "ini Duniaku" dan "ini Duniamu".

Pasangan suami istri sejatinya harus bisa menjadi tim, partner hidup dan sahabat yang paling sejati. 

Jadi tulisan saya ini adalah tentang bagaimana memupuk rasa saling percaya antar suami dan istri sehingga nantinya tidak akan ada Dusta diantara satu sama lain.

*BAGAIMANA MENUMBUHKAN RASA SALING PERCAYA?*
 
Hal ini dimulai dari sejak kita memutuskan untuk membina Rumah Tangga.

Banyak Pasangan yang ketika memutuskan untuk membina Rumah Tangga tidak memperhatikan aspek penting yang harus mereka jaga ketika nantinya menjadi suami dan istri, yaitu rasa saling percaya.

Rasa saling percaya dimulai dari bagaimana kita mampu saling mengenal satu sama lain. Saling peka terhadap kebutuhan masing2. Saling memahami kurang dan lebih masing2. Saling bisa menyamankan. Maka kita bs jadi diri sendiri dihadapan pasangan kita, karena kita tahu dia menerima kurang lebih kita.

Ketika kita bs menjadi diri sendiri maka kedekatan emosi dg pasangan akan mudah terjalin. Yaitu, saling menjadikan satu sama lain tempat ternyaman dan teraman untuk mengekspresikan apa yg dirasakan dan difikirkan ➡ menjadi asertif dg sendirinya.

Banyak yang tidak paham betul peran apa yang harus mereka lakukan sebagai suami dan sebagai istri. Banyak pasangan yang memutuskan untuk membina Rumah Tangga hanya bermodalkan perasaan yg abstrak, "karena cinta pada saat itu dan ingin memiliki pada saat itu".

Tidak banyak yang sadar dan paham bahwa cinta dan perasaan ingin memiliki itu disposible hukumnya. Artinya, tdk permanen keberadaannya di hati kita. Karena dia adalah bentuk emosi yang bisa ada, bisa berkurang, bisa meningkat dan bisa juga hilang. 

Perlu dipahami oleh calon suami dan istri bahwa rumah tangga yg hanya bermodalkan cinta saja tdk cukup. Namun harus bermodalkan komitmen untuk bersama sama menjaga dan memelihara tumbuhan cinta. Karena jika tdk ada komitmen utk saling memelihara, maka ia bisa layu dan akhirnya rusak.

Ketika tumbuhan Cinta layu dan rusak, begitu juga dengan rasa nyaman dalam berinteraksi, dan terutama dalam berkomunikasi. Ini akan menjadi bibit konflik yg fatal. Dimulai dari rasa  tdk nyaman, lalu ke komunikasi yg buruk akhirnya menjadikan masing2 memiliki sumbu pendek dlm hal mengendalikan diri ➡ Bosan, jenuh, ketidakberdayaan mengatasi rasa tdk nyaman dan konflik ➡ bertemu sosok lain ➡ selingkuh ➡ memutuskan untuk berpisah.

Komitmen untuk bisa menjaga dan memelihara tumbuhan cinta yang paling pertama dilakukan adalah: 

"Bersungguh sungguh dalam upaya untuk memahami apa yang menjadi kebutuhan masing2 pasangan".

Dan kebutuhan terpenting adalah berkenaan dg Psikologis.

Bagaimana caranya? 
Dengan menyadari bahwa pasangan kita ini adalah manusia yang bertumbuh dari waktu ke waktu.

Secara Fisik dan Mental dia memang akan menjadi org yang sama untuk selamanya, tapi cara dia berfikir, merasa, apa yang ia yakini, apa yg mempengaruhi pikiran dan perasaannya tentu akan ada perubahan seiring berjalannya waktu dia mengalami berbagai peristiwa dan pengalaman hidup.

Maka, kita tidak bs cukup merasa mengenal dan memahami pasangan kita hanya dengan modal hasil analisa di awal2 pertemuan atau awal2 pernikahan. Kita butuh senantiasa menganalisa pasangan kita. 

Bagaimana caranya? Dengan Menciptakan komunikasi yg baik ➡ yang berkualitas.

Bagaimana caranya menciptakan komunikasi yg berkualitas? ➡ Mengusahakan terciptanya kedekatan emosi.

Menciptakan kedekatan emosi adalah ketika Kita saling bisa nyaman dan aman utk mengekspresikan apa yg dirasakan, apa yg dipikirkan. Kita merasa punya ruang utk dg terbuka dan nyaman menceritakan pikiran dan perasaan kita pada pasangan.

Bagaimana itu bs terjadi? Dimulai dari diri sendiri. Mulai menjadi minimal pendengar yg baik utk pasangan kita. Lalu bila blm siap utk beri solusi, setidaknya jadilah suporter utama nya. Apapun kondisinya, kita sbg pasangan harus yg paling pertama membuatnya berarti dan dimengerti. 

Manusia bs percaya pada kita, bisa terbuka adalah ketika bersama kita, dia merasa bs jadi diri sendiri apa adanya. Merasa kita bs menjadi pendengar yang baik, menjadi penyemangatnya. bersama kita, energinya mampu berubah positif.

intinya.. jadilah pasangan yg mampu menciptakan energi positif.

Kebuntuan komunikasi sehingga menimbulkan rass saling tidak percaya dan lalu ada Dusta, dimulai dari:

Kegagalan kita dalam memahami pasangan kita adalah dikarenakan:

1. Kita tanpa sadar hanya fokus pada kebutuhan kita sendiri, tanpa memperdulikan kebutuhan pasangan kita ➡ kurang empati. Pada perempuan inginnya dimengerti, pada laki2 inginnya dihormati ➡ egoistic person

2. Kita tanpa sadar menjadi manusia yg hanya fokus pada kekurangan, tanpa menyadari banyak kelebihan yg pasangan kita punya ➡ Negative person

3. Perbedaan prinsip yg mendasar ttg aspek penting dlm berumah tangga ➡
a. peran sbg istri dan suami berbeda pandangan, 
b. peran sbg ibu dan ayah, 
c. peran sbg menantu dan ipar

4. Perbedaan prinsip ygmendasar ttg Hidup ➡Do dan Donts dalam aturan hidup➡ berhubungan juga dg spiritualisme

5. Perbedaan mendasar dalam Karakter:
a.  tata cara bersikap, 
b. tata cara berkomunikasi 
c. manajemen konflik

Semakin faktor2 di atas tdk benahi semakin kita masuk dlm jurang konflik yg lebih dalam dalam hubungan kita sebagai suami dan istri ➡ Maka tdk tercipta kedekatan emosi ➡ Maka tidak tercipta komunikasi yg berkualitas ➡ Maka tdk tercipta Rasa saling Percaya ➡ Maka akan ada banyak Dusta diantara kita


SEKIAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar