Selasa, 12 Mei 2020

CINTA VS SELINGKUH

KONSEP CINTA DALAM KAJIAN ILMIAH DAN ISLAM (CINTA vs SELINGKUH)
Oleh: Dian Fitriaswaty., MPsi., Psikolog., CHA., C.NNLP



Definisi Cinta
Cinta adalah suatu bentuk emosi/perasaan yg di dalamnya terdapat 3 unsur, yaitu: Keintiman (Intimacy), Gairah (passion), dan Komitmen. 

Jenis2 cinta romantic (kategorinya) tergantung dari keberadaan (ada/tdk) ketiga unsur tersebut. Kita ada di level apa niih cinta yg kita rasakan?

1. Cinta persahabatan (suka) : Ada Intimacy (rasa ingin berada di dekatnya, kenal dia, bersama dia sesering mungkin, krn menimbulkan rasa bahagia). Tapi tdk intens dlm gairah dan komitmen

2. Cinta gila (Infatuated love) sering dirasakan sebagai “cinta pada pandangan pertama.” ~> Phisycal Attraction. Tapi tanpa aspek keintiman dan komitmen pada cinta, cinta gila mungkin akan menghilang tiba-tiba. Syarat adanya cinta gila adalah munculnya Gairah (passion)

3. Cinta kosong (Empty love). ~~> . Kadang-kadang, cinta muncul tanpa ada perasaan keintiman dan gairah dan itu disebut dengan cinta kosong. Tipe cinta ini hanya ada perasaan untuk berkomitmen tanpa ada keintiman dan gairah diatara mereka. Biasanya ini muncul ketika ada budaya perjodohan dan sering diawali dengan tipe cinta kosong/ menikah krn dipaksa. Ketika hubungan sudah hambar, dan cuma ngandalin komitmen.
4. Cinta romantis (romantic love). Mereka yang memiliki cinta romantis akan terikat secara emosional (seperti pada nomer 1) dan adanya gairah satu sama lain. Syarat adanya cinta romantis adalah munculnya intimacy dan passion (gairah). Blm muncul komitmen (ketika jatuhncinta)
5. Pasangan cinta (Companionate love) sering ditemukan dalam pernikahan, di mana gairah sudah tidak nampak lagi, tetapi kasih sayang yang mendalam dan komitmen masih tetap ada. Companionate love umumnya merupakan hubungan antara Anda dengan seseorang yang hidup bersama, tetapi tanpa hasrat seksual atau fisik. Ini lebih kuat dari persahabatan karena dalam hubungan ini ada unsur komitmen. Salah satu contoh cinta yang ada dalam sebuah keluarga adalah bentuk companionate love, juga mereka yang menghabiskan banyak waktu bersama namun tidak ada hubungan seksual dan gairah disana. ~> No Passion, but still heve commitment and intimacy (pasangan mesra kakek nenek)
6. Cinta bodoh (Fatuous love) dapat dicontohkan saat hubungan dalam kerenggangan,
di mana cinta masih ada komitmen dan gairah, tanpa ada pengaruh keintiman seperti keterikatan, kehangatan, dan kedekatan.
7. Cinta yang sempurna (Consummate love) adalah bentuk lengkap dari sebuah cinta. Ini adalah tipe yang ideal dan banyak orang ingin mencapainya. 
Sternberg mengingatkan, mempertahankan cinta yang sempurna mungkin lebih sulit daripada mencapainya
Cinta yang sempurna mungkin tidak permanen. Misalnya, jika gairah hilang dari waktu ke waktu, mungkin berubah menjadi cinta companionate.
Keseimbangan antara tiga aspek Sternberg yaitu intimacy, passion dan commitment dalam cinta cenderung bergeser dan dinamis. Pengetahuan tentang aspek cinta dapat membantu pasangan menghindari masalah dalam hubungan mereka. 
Maka dari itu Cinta Sempurna harus diusahakan, dipupuk terus menerus. Dipelihara agar jangan sampai layu, bahkan mati.
Cinta Sejati
Definisi : Menurut Abraham Maslow, salah seorang tokoh psikologi terkemuka, cinta sejati itu ada. Cinta sejati adalah ketika kita mencintai diri orang lain apa adanya, tidak adanya kebutuhan terhadap cinta, dan tidak mencintai diri sendiri. ~~> Unconditional Love.  = Tulus
Cirinya: Tidak perlu susah payah dalam memelihara Cinta Sempurna (spt yg dijelaskan di atas).  Mudah utk memeliharanya, krn satu sama lain memiliki kebutuhan untuk itu. Saling butuh satu sama lain lebih tinggi dari saling cinta satu sama lain. Butuh disini dlm pengertian Psikologis, Mentally, psikis. Krn kita tau dengan adanya dia membuat kita menjadi manusia/org yg lebih baik (in the rasional way). 
Butuh untuk bahagia bersamanya ~~~> lihat Ciri2 Cinta Sejati
Dan cinta sejati itu gak semua org bisa nemuinnya dlm hidup di dumia (utk cinta romantic), Hanya org2 yang senang dlm menyempurnakan dirinya saja yg bakal bs nemuin cinta sejati-nya. Artinya hanya org2 yg punya motto "Selalu belajar dan berusaha untuk menjadi pribadi yg lebih baik (scr personality, mentally, psikologis), dan yg gak egois" yg bakal menemukannya. ~~~> untuk cinta romantic 
Tapi, pada dasarnya semua manusia memiliki cinta sejati itu:
1. Cinta ibu pada anaknya
2. Cinta Tuhan ~~> ini yg tertinggin yg harus disadari supaya kita bisa dapetin cinta sejati yg romantic
Dan Cinta itu bs dikatakan Sejati (untuk cinta romantic), diujinya bukan di luar hubungan pernikahan ~~> ketika satu rumah, tinggal bersama, jangka panjang hidup bersama ~~~> bagaimana memelihara 3 aspek dlm cinta agar sll terjaga kesempurnaannya, energinya. Hanya bisa diuji dlm ikatan pernikahan (kehidupan rumah tangga) bukan hubungan yg lain. 
Bukankah hal yg tidak baik utk menguji Gairah/passion di luar hubungan yg sah/resmi/pernikahan?
Cinta sejati Romantic: cinta sejati itu adl ketika kita cinta sso kita menjadi lebih dekat dg kebaikan2 dlm hidup -- dekat dg Tuhan (be a better person everyday, forever) ~~> gairah pun akan sll ada, dan tdk masalah ketika tdk dipenuhi/dicukupi krn tiap hari kita dikejutkan dg hal2 baikmdarinya utk kita

Definisi Selingkuh

selingkuh /se·ling·kuh/1 suka menyembunyikan sesuatu untuk kepentingan sendiri; tidak berterus terang; tidak jujur; curang; serong; 2 suka menggelapkan uang; korup; 3 suka menyeleweng;
khianat /khi·a·nat/n perbuatan tidak setia; tipu daya; perbuatan yg bertentangan dengan janji: jangan sekali-kali berbuat –;

Bentuk Perselingkuhan

Ketidaksetiaan (infidelity) terhadap pasangan resmi yang halal, ada dua macam:
  1. Physical Infidelity/Physical Affair: Ketidaksetiaan yang melibatkan kontak dan kedekatan secara fisik (menjamah, memegang, meraba, berciuman), bahkan hingga menghantarkan pelakunya ke jenjang hubungan biologis (berzina/adultery).
  2. Emotional Infidelity/Emotional Affair: Ketidaksetiaan yang hanya melibatkan keintiman secara emosional.
Contohnya :
  1. Mengungkapkan kata-kata mesra/sayang/cinta kepada lawan jenis yang bukan pasangan halal,
  2. Sexting (mengirimkan pesan yang berisi pembicaraan tidak senonoh yang menjurus kepada hubungan biologis, atau mengirimkan gambar vulgar yang bermuatan sexual) lewat media apapun bentuknya
  3. Komunikasi intensif yang melibatkan perasaan. Seperti berbagi perasaan dengan lawan jenis tentang ketakutan; harapan; mimpi. Hanya untuk sekadar berbagi dan itu dilandasi karena perasaan dekat dengan si dia (Jadi jika curhatnya itu bertujuan untuk meminta solusi kepada ustadz dan dilakukan seperlunya, maka itu tidak dikatakan selingkuh emosional insya Allah).
  4. Termasuk bentuk pengkhianatan gaya ini adalah menyalurkan emosional berupa perhatian khusus, kasih sayang, cinta, dalam bingkai romantisme pada lawan jenis yang bukan menjadi pasangan resminya. Emotional infidelity/emotional affair ini dapat memicu potensi perselingkuhan fisik.[4] 
Banyak orang mengira bahwa emotional affair/ketidaksetiaaan emosional bukanlah termasuk jenis pengkhianatan, karena tidak melibatkan aspek fisik. Akibatnya, para pelakunya nampak asyik-asyik saja, bahkan tanpa rasa bersalah kepada pasangannya yang sah ketika melakukannya. Mereka berpikir, “Toh kami tidak melakukan kontak fisik… kami tidak melakukan hubungan suami istri… kami hanya sebatas teman saja”, atau “Kami hanya rekan kerja saja, tidak lebih dari itu”. 
Akan tetapi, ketahuilah bahwa berdua-duaan di dunia maya baik lewat FB; BBM; Twitter; WA, atau media apapun bentuknya dalam rangka menyalurkan perasaan sayang/cinta/kemesraan/perhatian khusus ala “TTM” (Teman Tapi Mesra), mengirimkan hadiah, atau perlakuan romantisme lainnya bukan kepada pasangan halal, curhat tentang zona pribadi kepada lawan jenis yang tidak halal dengan dilandasi adanya perasaan khusus… maka ini juga termasuk tindak perselingkuhan meskipun levelnya belum setinggi selingkuh fisik. Jika benar itu memang teman biasa, kenapa bisa sampai sebegitunya?


Hukum Selingkuh

Melakukan perselingkuhan sama artinya dengan melakukan pengkhianatan. Kendati perselingkuhan yang dilakukan hanya sebatas ketidaksetiaan emosional, berhati-hatilah terhadap salah satu bentuk zina karena dengan perbuatan tersebut pelakunya bisa juga melakukan zina hati. Padahal, mendekati zina saja sudah tidak boleh, apalagi melakukannya. Terlebih lagi jika perselingkuhannya menghantarkan kepada sebenar-benarnya zina (zina kemaluan).
Allah Jalla wa ‘Ala berfirman,
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Dan janganlah kalian mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra’: 32).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ حَظَّهُ مِنَ الزِّنَا، أَدْرَكَ ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ، فَزِنَا العَيْنِ النَّظَرُ، وَزِنَا اللِّسَانِ المَنْطِقُ، والقلب تَمَنَّى وَتَشْتَهِي، وَالفَرْجُ يُصَدِّقُ ذَلِكَ كُلَّهُ وَيُكَذِّبُهُ
Sesungguhnya Allah menetapkan bagian zina untuk setiap manusia. Dia akan mendapatkannya dan tidak bisa dihindari. Zina mata dengan melihat, zina lisan dengan ucapan, zina hati dengan membayangkan dan gejolak syahwat, sedangkan kemaluanlah yang membenarkan semua itu atau mendustakannya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bercerita tentang mimpinya, menyebutkan beberapa hukuman yang Allah berikan kepada manusia karena pelanggaran mereka yang beraneka ragam, diantaranya,
فانطلقنا فأتينا على مثل التنور – قال فأحسب أنه كان يقول – فإذا فيه لغط وأصوات – قال – فاطلعنا فيه ، فإذا فيه رجال ونساء عراة ، وإذا هم يأتيهم لهب من أسفل منهم ، فإذا أتاهم ذلك اللهب ضوضوا – قال – قلت لهما ما هؤلاء قال قالا لى انطلق انطلق …
و” أما الرجال والنساء العراة الذين في مثل بناء التنور فإنهم الزناة والزوان
“Kemudian kami berlalu, lalu sampai pada sebuah bangunan seperti tungku pembakaran.” Perawi hadits berkata, “Sepertinya beliau juga bersabda, ‘Tiba-tiba aku mendengar suara gaduh dan teriakan.’” Beliau melanjutkan, “Kemudian aku menengoknya, lalu aku dapati di dalamnya laki-laki dan perempuan yang telanjang. Tiba-tiba mereka didatangi nyala api dari bawah mereka, mereka pun berteriak-teriak.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku bertanya (pada Jibril dan Mika’il), ‘Siapa mereka?’ Keduanya menjawab, ‘Adapun laki-laki dan perempuan yang berada di tempat seperti tungku pembakaran, mereka adalah para pezina.’ (HR.Al-Bukhari no.7047).
Dari Abu Sa’id radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لِكُلِّ غَادِرٍ لِوَاءٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرْفَعُ لَهُ بِقَدْرِ غَدْرِهِ أَلاَ وَلاَ غَادِرَ أَعْظَمُ غَدْرًا مِنْ أَمِيرِ عَامَّةٍ
Di Hari Kiamat kelak setiap pengkhianat akan membawa bendera yang dikibarkannya tinggi-tinggi sesuai dengan pengkhianatannya. Ketahuilah, tak ada pengkhianatan yang lebih besar daripada pengkhianatan seorang penguasa terhadap rakyatnya.” (HR. Muslim).

Pemicu Perselingkuhan

Banyak sekali faktor yang memicu aksi ini tercipta, entah karena faktor internal, eksternal, atau sosial. Beberapa faktor yang banyak menjadi biang keladi tercipta dan tersebarnya perselingkuhan adalah:
1. Minimnya pemahaman beragama dan muraaqabatullaah (merasa diawasi oleh Allah).
Seseorang yang memiliki ilmu agama dan mengamalkan ilmunya, orang yang bertakwa, lagi sadar dan waspada, tentunya mengetahui bahwa ada malaikat pencatat amal yang senantiasa menuliskan segala tindakan yang dia perbuat dalam catatan mereka, dan ada Allah yang senantiasa terjaga, tidak pernah tidur, dan tidak pernah lalai dalam mengawasi segala gerak-geriknya dari atas ‘Arsy sana.
Dia sadar, bahwa segala perbuatannya itu akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah dan seluruh makhluk ketika hari pembalasan tiba. Oleh karena itu dia berusaha menjaga tindak-tanduknya agar berada dalam lini koridor syariat karena dia memahami bahwa dari atas ‘Arsy-Nya, Allah dapat melihat segala hal yang nampak dan tersembunyi dari makhluk ciptaan-Nya, dan dia juga mengerti bahwa ada balasan atas apa yang telah dikerjakannya di dunia, berupa surga dan neraka.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
لَا يُسْأَلُ عَمَّا يَفْعَلُ وَهُمْ يُسْأَلُونَ
“Dia (Allah) tidak ditanya tentang apa yang dikerjakan, tetapi merekalah yang akan ditanya.” (QS. Al-Anbiya’: 23).
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْؤُولاً
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya” (QS. Al-Isra’: 36).
Bandingkan keadaan di atas dengan orang yang minim pemahaman agama. Yang terjadi adalah: dia akan merasa enak-enak saja memandang, mendengar, mencium, menjamah sesuatu yang tidak halal baginya. Dia dengan tanpa rasa berdosa, berbuat maksiat dan zina dengan berbagai variannya. Melakukan kedurhakaan pada Allah tanpa mengingat mati, siksa kubur, hari pembalasan, dan adanya balasan Allah berupa surga-neraka. Dia merasa santai-santai saja berkubang dalam maksiat dan dosa. Aduhai… kita lihat bukan, betapa jauh perbedaan di antara keduanya.
2. Minimnya komitmen berumah tangga dan kedewasaan berpikir dalam mempertahankan pernikahan.
Kurang matangnya pola pikir seseorang mengenai konsep rumah tangga, juga mengambil peran yang besar dalam memicu perselingkuhan. Ia tidak mau terlalu dibebani dan terikat dengan tanggung jawab serta konsekuensi dalam komitmen berumah tangga. Dalam pikirannya, pernikahan tidak lain hanya sebatas ajang penyaluran nafsu biologis tanpa diiringi adanya hak dan kewajiban yang harus ditunaikan dalam rumah tangga. Walhasil, dia hanya mau “enak-enakan” saja dan “bermain-main” sebagaimana kondisinya ketika berada dalam masa lajangnya.
3. Pergaulan bebas antara laki-laki dan wanita.
Adanya ikhtilath (campur baur antara lelaki dan wanita) di manapun terlebih di kantor, semakin membuka ruang gerak perselingkuhan. Betapa banyak percikan perselingkuhan tercipta dari obrolan ringan antara rekan sejawat, dilanjutkan saling curhat tentang masalah rumah tangga, lalu timbul perasaan iba/kasihan/simpatik, hingga tumbuh benih-benih cinta berdasarkan nafsu di dalam jiwa. Belum lagi dibarengi pergi atau makan bersama, tugas ke luar kantor bersama, lalu klimaksnya adalah bergumul di ranjang bersama. Wal’iyadzubillah.
Tidak beda halnya dengan pelaku perselingkuhan di dunia maya, yang biasanya memulai perselingkuhannya dengan saling sapa, lempar canda di komentar, atau saling like status, berlanjut mojok asyik masyuk di inbox Facebook; BBM; Whatsapp atau media lainnya.
4. Kurang tercapainya kepuasan dalam perkawinan (marital disatisfaction).
Setiap insan, tentu memiliki keinginan yang dia harapkan dari pasangan. Entah keinginan tersebut berhubungan dengan kondisi fisik pasangan (kepuasan lahir), atau keinginan terpenuhinya kebutuhan yang berkaitan dengan perasaan (kepuasan batin). Apabila kebutuhan tersebut tidak bisa tercapai dalam suatu perkawinan, maka kondisi ini akan memicu kurangnya kepuasan dalam perkawinan.
Ketika tidak ada komunikasi efektif dan media saling memahami yang terjalin di antara pasutri, perasaan kurang puas yang dibiarkan berlarut-larut ini tentu akan menimbulkan kekecewaan dalam diri pasangan yang merasa dirugikan. Saat itulah pasangan yang merasa dikecewakan dan kurang mendapatkan kepuasan -serta kurang beriman dan bertakwa- ini akan mencarinya di luar kehidupan pernikahan, yang terbingkai dalam kerangka perselingkuhan.
Pasutri yang mengenyam kebahagiaan dan meraih kepuasan dalam pernikahan pun ada yang berselingkuh, apalagi yang memang kurang mendapat kepuasan dalam perkawinan. Sebenarnya ada banyak penyebab perselingkuhan akibat adanya rasa kurangnya kepuasan dalam suatu perkawinan. Beberapa hal yang bisa memicu kurangnya kepuasan dalam rumah tangga adalah: fisik pasangan kurang menarik seperti sedia kala sehingga cinta pun berkurang, kurang terpenuhinya kepuasan biologis, kurang perhatian dan pengertian dari pasangan, kurang kasih sayang dari pasangan, kurang mendapat penghargaan dari pasangan, akhlak pasangan yang kurang baik, ketidakcocokan dalam visi; misi; prinsip hidup (Insya Allah untuk poin ini akan dijadikan bahasan tersendiri).
5. Kepribadian narsistik (Narcissistic Personal Disorder/NPD).
Penderita NPD sebenarnya justru memiliki rasa penghargaan diri yang rendah, sehingga dia mencari pengakuan, pujian dan penghargaan dari orang lain. Ini dapat menjadi pemicu perselingkuhan karena dia ingin sebanyak mungkin diakui, dipuji, dan diangkat harga dirinya oleh orang lain. [5]
6. Tidak menundukkan pandangan.
Dari mana datangnya lintah… dari sawah turun ke kali. Dari mana datangnya cinta… dari mata turun ke hati. Mata ibarat duta, sedangkan hati sebagai rajanya. Betapa banyak cinta itu bermula, hanya karena pandangan mata yang sungguh menggoda. Hingga lambat laun bergerak, menjalar, dan mengakar di dalam dada.
7. Ada “dayyuts” di rumah Anda.
Dayyuts: pria yang tidak memiliki rasa cemburu, terlebih cemburu yang syar’i (cemburu jika keluarganya melakukan perbuatan kemungkaran).
8. Bertebaran wanita yang bertabarruj.
Memperlihatkan aurat yang seharusnya ditutup dan perhiasan yang seharusnya tidak boleh tampak. Termasuk di dalamnya mengenakan parfum yang baunya tajam hingga bisa tercium kemana-mana, terlebih dengan gayanya yang seronok.
9. Bosan.
Perkawinan yang telah berlangsung lama, disertai dengan kesibukan dan aktivitas yang relatif bersifat monoton begitu saja sehari-harinya, dapat menimbulkan kebosanan bagi jiwa dan cinta. Ibarat “Bertemu muka itu lagi…itu lagi. Kamu terus…kamu terus… bosan saya jadinya.“ . Kebosanan ini akan memicu seseorang untuk mencari pergantian suasana lain yang tidak terdapat dalam kehidupan perkawinan dengan pasangan sahnya. Maka dari itu, sangat penting untuk melakukan reformasi cinta dengan memperbaharui perkawinan Anda dan melakukan penyegaran cinta dalam hidup berumah tangga.
10. Pelarian dari tekanan masalah dalam rumah tangga.
Pertengkaran, himpitan beban kehidupan, konflik rumah tangga, tuntutan pekerjaan, dan seabrek stressor (penyebab stres) kerapkali membuat seseorang mencari pelarian sekejap dari masalahnya. Alih-alih mendinginkan pikiran, merenung, dan mencari jalan keluar, orang-orang seperti ini malah mencari kesenangan semu di balik topeng sandiwara perselingkuhan. Pilihan bertindak semacam ini adalah dampak sampingan dari tipe pribadi yang kurang komitmen terhadap syariat, kurang matang, dan kurang memiliki komitmen tinggi dalam menjalin hubungan rumah tangga.
Kalaulah dia merupakan pribadi shalih yang matang dan berkomitmen tinggi dalam rumah tangga, dia akan berusaha menyelesaikan dan mencari pemecahan atas masalah yang dihadapinya. Dia akan mencoba mencari akar persoalan, mengurai satu persatu simpul benang permasalahan hingga lama kelamaan benang itu kembali terurai dengan baik dan sempurna sesuai dengan syariat. Bukan malah mencari jalan pintas yang praktis, untuk sekadar rehat sejenak dari pusaran masalah rumah tangga.
Selingkuh bukanlah solusi dalam menangani masalah dan stress yang Anda derita. Bahkan dengan selingkuh tersebut, seperti halnya Anda ingin keluar dari cengkraman mulut buaya, namun Anda justru masuk ke dalam kandang singa.
11. Iseng dan ingin mencoba sesuatu yang baru/tantangan baru di luar pernikahan.
12. Trauma dan luka hati masa lalu yang menyebabkan seseorang mengalami masalah dalam kedekatan hubungan dengan pasangan (intimacy disorder).

Solusi

  1. Ikhlas melakukan segala sesuatu hanya untuk mencari ridha Allah. Dengan adanya niat ikhlas ini, seorang hamba akan berusaha sebaik mungkin menjalankan syariat demi mencapai ridha Illahi.
  2. Menikahlah dengan seseorang yang bertakwa, bagus pemahaman agamanya dan gigih dalam mengamalkan apa yang sudah diketahuinya. Jadi bukan hanya sosok yang dikatakan berilmu saja, tapi kurang dalam segi pengamalannya. Dia memiliki akidah dan pemahaman agama yang lurus, akhlak yang baik, menjaga ‘iffah-nya dengan tidak bemudah-mudahan berhubungan dengan lawan jenis, dengan media apapun bentuknya. Sosok yang demikian niscaya bisa mengurangi resiko terjadinya perselingkuhan di rumah tangga insya Allah.
  3. Tuntutlah ilmu syariat dan beramallah dengannya. Ilmu tanpa amal, itu sama saja tidak ada artinya, karena buah dari ilmu adalah amal. Perteballah ketakwaan dan muraaqabatullaah(perasaan senantiasa diawasi oleh Allah)
  4. Bergaulah dengan teman-teman yang shalih.
  5. Camkan satu aturan paten: Jangan sekali-kali (garis bawahi dan cetak tebal) membuka kesempatan curhat lawan jenis dalam sesi privat. Kalau mau curhat, maka lakukanlah sesama jenis saja. Kalaupun kepepet harus meminta kepada lawan jenis, dalam hal ini sering terjadi pada ustadz, maka cukupkanlah pembicaraan seperlunya saja. Tidak usah bertele-tele membicarakan hal yang sama sekali tidak mendesak dan tidak perlu. Begitu pula, jangan berdua-duaan/mojok dengan lawan jenis di tempat yang sepi dan tersembunyi baik dalam dunia maya atau nyata.Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,لا يخلون أحدكم بامرأة فإن الشيطان ثالثهما
    Janganlah salah seorang dari kalian berkhalwat (berdua-duaan dan tersembunyi dari pandangan khalayak –pen) dengan seorang wanita karena sesungguhnya syaitan menjadi orang ketiga diantara mereka berdua.” (HR. Ahmad 1/119, An-Nasa’i).
  6. Hindari ikhtilath (campur baur antara lelaki dan perempuan).
  7. Tundukkan pandangan. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ * وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ
    Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.’ Katakanlah kepada wanita yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya‘” (QS. An-Nur: 30-31).
    Dengan menundukkan pandangan, maka kita hanya mencukupkan diri pada pasangan halal kita, dan menganggap bahwa dia yang paling baik, cantik/tampan.
  8. Rajin membaca dzikir pagi petang, dan dzikir yang terkait dengan waktu/tempat/kondisi yang telah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
  9. Perbaiki shalat Anda. Jika Anda shalat dengan sempurna dan khusyuk, niscaya atas sebab shalat tersebut dapat mencegah Anda dari perbuatan keji dan munkar.
  10. Menjalin komunikasi efektif yang dilandasi niat ikhlas karena Allah, disertai dengan kedewasaan berpikir, kemauan untuk memahami pasangan termasuk perbedaan karakteristik mendasar antara pria dan wanita, dan kebijaksanaan masing-masing pasangan dalam mengambil tindakan ataupun keputusan di kehidupan rumah tangga.
  11. Bersikap terbuka dan jujur kepada pasangan.
  12. Perbaharui nikah Anda dengan romantisme pasutri yang telah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamterapkan beserta ummahatul mu’minin radhiyallahu ‘anhunna.
  13. Bagi wanita: tutuplah aurat dengan sempurna dan jangan bertabarruj di hadapan lelaki bukan mahram. Berkatalah tegas dan lugas di hadapan lawan jenis, dan bukan dengan nada manja, dibuat-buat, yang diiringi dengan canda tawa.
  14. Ingat bahwa الْجَزَاءُ مِنْ جِنْسِ الْعَمَلِ (balasan yang didapatkan oleh seseorang itu tergantung amal perbuatannya).
Bagi pihak yang diselingkuhi: pengkhianatan atau lunturnya cinta pasangan Anda terhadap Anda, bisa jadi akibat perbuatan dosa yang Anda lakukan. Maka introspeksi dirilah…
Bagi pihak yang berselingkuh: ketika Anda berselingkuh, bisa jadi pada akhirnya Anda lebih mengedepankan selingkuhan Anda daripada pasangan Anda. Tatkala perasaan Anda sudah sedemikian dalam dan kuatnya, bisa jadi selingkuhan Anda itu malah menyelingkuhi Anda sembari menyalahgunakan kepercayaan, cinta, bahkan materi yang Anda berikan baginya. Inilah bentuk hukuman Allah bagi Anda semasa di dunia, karena perbuatan yang Anda lakukan terhadap pasangan halal Anda.
Bagaimana jika hubungan gelap itu sudah terjadi?
  1. Apabila pasangan Anda sudah benar-benar bertaubat dengan taubat nashuha (taubat yang sebenar-benarnya), bukan hanya “taubat sambal”, untuk berjanji kembali ke jalan yang benar dan tidak akan pernah mengulanginya, maka tidak mengapa jika Anda memaafkannya dan tetap mempertahankan rumah tangga yang telah Anda bina. Pun juga tidak apa jika Anda menceraikannya meski dia telah bertaubat. Pertimbangannya adalah manakah yang lebih bermashlahat bagi Anda, menceraikan atau mempertahankannya.
  2. Jika pasangan yang selingkuh adalah seorang suami, yang belum cukup tertundukkan hasratnya dengan satu orang istri saja, kemudian dia seorang lelaki yang memiliki kemampuan untuk berpoligami dan bertindak adil, maka poligami merupakan suatu jalan keluar yang bisa diambil.
  3. Ketika pasangan Anda ternyata masih terjatuh pada beberapa kesalahan yang sama, dia belum bertaubat: Ceraikanlah dia, kemudian bersabarlah, bersikaplah ridha atas segala yang Allah tetapkan bagi diri Anda, dan carilah pasangan yang baik agama dan akhlaknya. Mudah-mudahan Allah menggantikan pasangan yang jauh lebih baik dari pasangan Anda sebelumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar