Senin, 04 Mei 2020

BERFIKIR POSITIF DI SAAT PANDEMI

BERFIKIR POSITIF DI SAAT PANDEMI
Oleh: Dian Fitriaswaty




Assalammualaikum warrahmatullahi wabarakatuh,

Teman-teman yang dirahmati Allah swt, apa kabar? Semoga selalu berada dalam kondisi sehat, penuh rasa syukur dan kenikmatan menjalankan amal ibadah padaNya.. semoga Al Quran dan segala bentuk kegiatan yang mengaplikasikan ketaatan padaNya adalah menjadi obat terbaik, penyembuh terbaik, penghibur terbaik, pelipur lara terbaik dan cahaya penerang di segala bentuk kegelapan di kehidupan yang fana ini. Semoga keimanan dan ketaqwaan adalah sumber kebahagiaan kita semua selama menjalani masa-masa krisis karena wabah corona yg dialami hampir seluruh penduduk Bumi saat ini.

Kawan-kawan yang saya sayangi karena Allah, sudah sebulan lebih sejak himbauan untuk berdiam diri di rumah di dengungkan oleh pemerintah untuk kita jalani hingga hari ini. Adakah yang sudah merasakan bosan? atau Adakah yang mulai merasa resah tentang apa yang terjadi esok hari? tentang bagaimana dengan pemenuhan kebutuhan sehari - hari, adakah yang cemas dan khawatir akan pemenuhan kebutuhan pokok, sandang dan pangan bagi seluruh anggota keluarga? atau.. adakah yang mengalami ketakutan berlebih tentang apakah dirinya bisa tertular virus corona atau adakah yang mengalami psikosomatis karena overpressure tentang kecemasannya terkait pandemik corona ini? sehingga mengalami gejala flu, batuk, demam yang sebetulnya bukan menjurus ke arah Virus Corona namun karena sugesti pribadi yang berlebih terhadap penyakit ini dan hal tersebut sangat mengganggu hidup anda saat ini.

Tentu jika segala keluhan yg saya sebut tadi terjadi pada diri anda, maka semoga tulisan saya ini bisa menjadi sarana penyembuh segala jenis keresahan yang anda alami. Mudah-mudahan pertolongan Allah akan selalu ada untuk kita semua. Aamiin Allahumma Aamiin.

Ukhty fillah dan semua pembaca tulisan ini, ada sebuah hadist yang sering terngiang - ngiang di benak saya, terutama ketika saya menjalankan profesi saya sebagai Psikolog dimana keseharian saya adalah menerima klien dengan latar belakang kondisi mengalami peristiwa buruk di dalam kehidupannya, mengalami musibah dalam hidupnya, dan itu menjadi penyebab gangguan psikologis yang dialaminya. 

Hadist tersebut berbunyi:

"Barangsiapa yang dikehendaki Allah dengan kebaikan maka ditimpakan ujianpadanya.”  (HR. Bukhari)

Lalu dilengkapi dengan hadist tambahan seperti berikut ini:

Jika Allah mencintai seorang hamba maka Allah berikan cobaan baginya. Dan jika Allah mencintainya dengan kecintaan yang sangat maka Allah akan mengujinya.”
(Baqir al-Majlisi, Bihar al-Anwar 81 : 188 ;Kanz al-‘Ummal hadits ke : 30793)

Dalam 2 hadist tersebut, kita pahami bahwa ternyata Ujian atau Cobaan itu adalah bentuk dari kasih sayang Allah kepada hamba - hambaNya yang terpilih. Karena, ketika seorang hamba mengalami peristiwa yang tidak menyenangkan atau yang tidak dia harapkan (ujian/cobaan) itu adalah tanda bahwa Allah swt sedang memperdulikan kebaikan untuk hidupnya, selama di dunia dan tentu saja untuk tujuan utama yaitu kehidupan di akhirat kelak.

Maka, teringat kembali hadist yang menegaskan hal tersebut:
Dari Umar bin Al Khattab radhiallahu ‘anhu , beliau menuturkan:
"Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kedatangan rombongan tawanan perang. Di tengah-tengah rombongan itu ada seorang ibu yang sedang mencari-cari bayinya.

Tatkala dia berhasil menemukan bayinya di antara tawanan itu, maka dia pun memeluknya erat-erat ke tubuhnya dan menyusuinya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada kami,
“Apakah menurut kalian ibu ini akan tega melemparkan anaknya ke dalam kobaran api?”
Kami menjawab, “Tidak mungkin, demi Allah. Sementara dia sanggup untuk mencegah bayinya terlempar ke dalamnya.”
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
Sungguh Allah lebih sayang kepada hamba-hamba-Nya daripada ibu ini kepada anaknya.” 
(HR. Bukhari dan Muslim)

Mari kita renungkan hadist-hadist tersebut. Anda-anda yang saat ini menjadi seorang ibu, atau seorang pendidik, pengasuh yang sangat peduli pada anak didik yang di asuhnya, entah anda adalah seorang Guru, Pelatih, Coach, Pemimpin sebuah organisasi, kelompok, atau bahkan lebih besar dari itu.. coba renungkan makna hadist di atas.

Sebagai seorang Pendidik, ketika anda menginginkan kebaikan untuk anak didik anda karena betapa anda sangat menyayanginya, maka anda akan memberikan kepada mereka sarana dan fasilitas untuk Belajar agar tumbuh menjadi pribadi terbaik yang Anda Tahu itu akan membuatnya selamat, membuatnya aman, membuatnya menang, membuatnya sukses, membuatnya bahagia dalam arti sebenarnya. 

Sebagai seorang Pendidik yang peduli dan menyayangi anak didiknya anda tentu bakal melakukan hal seperti seorang ibu yang di dalam hadist tersebut, tidak mungkin tega melemparkan anak nya ke dalam api dimana hal tersebut menjadi perumpaan siksaan dan penderitaan yang sebenarnya, yaitu di kelak kehidupan akhirat berupa siksaan api neraka.

Begitupun Allah, seperti yang dijelaskan pada hadist di atas bahwa kasih sayang Allah kepada hamba-hambanya melebihi kasih sayang seorang ibu pada anaknya. Dan itu berarti Allah swt tidak akan mungkin tega membiarkan hamba-hamba yang dikasihiNya berada dalam arah dan jalan menuju akhir kesengsaraan, yaitu api neraka.

Dalam kajian parenting, metode mendidik dan mengasuh anak yang terbaik adalah dengan menumbuhkan kemandirian dan rasa tanggung jawab serta kemampuan untuk mengontrol diri (mengelola emosi dan melatih berfikir logis) agar tiap keputusan dan langkah kaki di hidupnya bukan dibuat berdasarkan emosi, namun karena pertimbangan akal yg matang. Disamping itu yang sangat utama adalah mengajarkan mereka tentang hakekat budi pekerti yang mulia.

Kemampuan relasi sosial adalah juga skill penting yang harus diajarkan kepada anak agar nantinya dia bisa memiliki banyak pengalaman bertemu dengan berbagai karakter manusia dan masalah-masalah yang melingkupinya. Hingga akhirnya mereka belajar berbagai pengalaman kehidupan, baik yang positif maupun negatif. Tujuan akhirnya adalah menjadikan mereka manusia yang mampu beradaptasi dengan berbagai jenis lingkungan. Menjadikan mereka manusia yang mampu Survive dalam menghadapi berbagai jenis rintangan.

Dan untuk menumbuhkan itu semua, tugas pendidik adalah sebagai pembimbing, fasilitator yang menyediakan mereka arena untuk bisa beradaptasi dan survive secara mandiri, menyelesaikan berbagai tantangan dan rintangan dalam kehidupan sehingga akhirnya apa yg para pendidik harapkan bahwa mereka akan muncul sebagai Pemenang akan terwujud di akhir tugas mendidik.

Maka Pendidik yang baik adalah yang memberikan kesempatan anak didiknya merasakan pahit perih nya kehidupan, agar anak didiknya belajar tentang kebijaksanaan, kemandirian menyelesaikan permasalahan dan tanggungjawab menyelesaikan setiap tugas, amanah dan kewajiban2nya.

Anak tidak akan mengerti bahayanya berlari lari di lantai licin jika belum pernah merasakan dampak buruk dari perilakunya berupa terjatuh dan merasakan sakit ketika jatuh. Dengan pengalaman jatuh dan sakitnya anak belajar sesuatu untuk lain kali lebih bertindak hati2.

Seringnya jatuh, sakit, kegagalan adalah pelajaran paling berharga untuk kita di dalam proses meraih kemenangan dan kebahagiaan. Bahkan, Kebijaksanaan hanya bisa didapat dari manusia yang sudah banyak merasakan pahit getirnya kehidupan.

Dan setiap ujung ikhtiar pembelajaran adalah Pasti .. sebuah Penemuan.. penemuan terhadap Kebenaran Hakiki.. tentang hakihat kehidupan dan tentang Allah swt sebagai Maha Raja yang paling berkuasa di seluruh alam raya.

Jika kita belajar tentang ilmu Tauhid, kita akan mengenal Tauhid Rububiyah, dimana Allah swt, Tuhan semesta alam yang Maha Ar Rahman dan Ar Rahiim nya disamping adalah merupakan Pencipta, Penjamin Rezeki dan Pengatur, Allah juga adalah seorang Pendidik/Pengajar/Murrobbi terbaik terhadap hamba2Nya. Dimana dalam bahasan sebelumnya kita bicara tentang seperti apa itu Pendidik yang baik, maka Allah PASTI sangat sempurna memenuhi kriteria Pendidik yang baik. Maha Suci Allah dari segala keburukan, kelemahan, keterbatasan dan kekurangan.

Maka, pada ujungnya yang sangat kita rasakan sebagai yang di didik dari semua hal yang dilalui dari proses pembelajaran adalah: Ujian demi Ujian untuk menumbuhkan sifat SABAR dan SYUKUR.

Sabar dengan berbagai tantangan dan rintangan --> dibutuhkan keyakinan bahwa untuk bisa meraih hal2 baik semua calon pemenang membutuhkan ditempa ujian tantangan dan rintangan. Maka jika sabar, dengan bertahan untuk terus menghadapinya dengan tetap melangkah maju dan bahkan berlari, menahan segala sakit, luka dan perih dan berhasil mengatasi dan melaluinya, maka kemenangan pun akan bisa diraih.

Syukur dengan tetap bisa menemukan sisi positif dari segala peristiwa yang dialami, bahwa semua pasti ada pembelajaran berharganya, pasti ada hikmahnya. Bahkan setiap goresan luka dan rasa perih adalah jaminan Allah akan gugurnya dosa-dosa kita ketika kita bisa menjalaninya dalam keimanan dan ketaqwaan.


Sejatinya SABAR dan SYUKUR adalah skill utama yang harus dimiliki para pejuang kehidupan untuk bisa Survive menjalani proses meraih kemenangan. 
Dengan memiliki skill SABAR dan SYUKUR maka seolah tidak akan ada masalah yang dinilai berat oleh manusia. Maka manusia akan melalui segala rintang kehidupan dengan 'Biasa' bahkan 'Mensyukurinya'! Karena keyakinannya yang kuat akan apa yang ada dibalik hadirnya ujian, masalah, cobaan dan musibah di dalam hidupnya.
Dan tidaklah hal yang demikian terjadi, kecuali Allah lah yang menganugerahi cahaya petunjuk untuknya. Petunjuk untuk memahami bahwa ujian, cobaan, musibah, luka, kepahitan itu sejatinya adalah bentuk kasih sayang Allah yang menunjukkan bahwa dirinya sedang menerima kebaikan-kebaikan karena Allah mencintainya.
Dan tidaklah manusia diberi petunjuk kecuali ia adalah golongan manusia yang diistimewakan oleh Allah dengan dianugerahi Iman dan Taqwa.
Karena, satu satunya syarat Allah mengizinkan seorang hamba diberi Cahaya Petunjuk adalah karena Keimanan dan Ketaqwaannya.
Seperti yang tercantum dalam kitabullah, Al Quran surat Al-Baqara (2:2 s/d 5)
Bismillahirrahmannirrahiim,
ذَٰلِكَ ٱلْكِتَٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ
ٱلَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِٱلْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ يُنفِ
وَٱلَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمَآ أُنزِلَ مِن قَبْلِكَ وَبِٱلْءَاخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ
أُو۟لَٰٓئِكَ عَلَىٰ هُدًى مِّن رَّبِّهِمْ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ
"Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,
(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka,
dan mereka yang beriman kepada (Al-Qur'an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat.
Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."
Maka, seperti yang ditekankan di kalimat terakhir di ayat ke 5 surat Al Baqarah, bahwa orang yang diberi Petunjuk oleh Allah swt adalah orang yang Beruntung. Beruntung karena diizinkan Allah memahami hikmah dibalik setiap peristiwa yang dialaminya, terutama saat ujian dan cobaan datang menerpa.
Beruntung, karena diizinkan dan ditolong Allah untuk bisa menemukan jalan keluar dari segala problematik kehidupan, sehingga setiap moment adalah pembelajaran berharga yang layak disyukuri.
Maka jika kita kaitkan dengan peristiwa wabah Virus Corona ini, seorang yang digolongkan Allah ke dalam golongan orang-orang yang beriman dan bertaqwa maka dia akan mampu melihat sisi baik dari hal ini. Maka dia akan mampu menemukan rasa syukur yang menjadikannya merasa beruntung justru dengan adanya pandemi ini. Maka dia akan menghadapi wabah ini dengan 2 skill utama seorang survival dan pemenang sejati yaitu: SABAR dan SYUKUR.


Mari kita ulas sisi positif dan hal-hal baik yang mampu menjadikan skill SABAR dan SYUKUR kita makin kuat terkait musibah Virus Corona ini.
1. Kesempatan Diri untuk Memperbaiki Kualitas Hubungan dengan Allah
Saya pernah membaca sebuah artikel tentang hubungan antara nama sebuah Kota di China yang mengalami wabah Virus Corona dengan Penyakit umat Akhir Zaman, yairu Cinta Dunia dan Takut Mati.
Seperti yang kita tahu nama kota tersebut adalah 'Wuhan' dan seperti yang juga kita tahu bahwa penyakit Cinta Dunia dan Takut Mati seperti yang disampaikan Rasulullah saw adalah bernama 'Wahn', seperti dalam hadist berikut ini:
عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « يُوشِكُ الأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا ». فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ « بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزِعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمُ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِى قُلُوبِكُمُ الْوَهَنَ ». فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهَنُ قَالَ « حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ ».
Dari Tsauban, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hampir saja para umat (yang kafir dan sesat) mengerumuni kalian dari berbagai penjuru, sebagaimana mereka berkumpul menghadapi makanan dalam piring”. Kemudian seseorang bertanya,”Katakanlah wahai Rasulullah, apakah kami pada saat itu sedikit?” Rasulullah berkata,”Bahkan kalian pada saat itu banyak. Akan tetapi kalian bagai sampah yang dibawa oleh air hujan. Allah akan menghilangkan rasa takut pada hati musuh kalian dan akan menimpakan dalam hati kalian ’Wahn’. Kemudian seseorang bertanya,”Apa itu ’wahn’?” Rasulullah berkata,”Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Abu Daud no. 4297 dan Ahmad 5: 278, shahih kata Syaikh Al Albani. Lihat penjelasan hadits ini dalam ‘Aunul Ma’bud).
Allahu Akbar!
Sesuai janjiNya, Allah akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang beriman tentang hikmah di setiap peristiwa. Maka, jika kita resapi lebih dalam bukannya kebetulan bahwa Allah memilih kota Wuhan yang pengucapannya mirip dengan ketika mengucapkan kata 'Wahn' sebagai awal dari tersebarnya wabah virus corona ini. Dimana Allah seperti sedang menegur keras kita semua tentang Penyakit paling membahayakan untuk umat akhir zaman, yaitu penyakit 'Wahn', Penyakit Cinta Dunia dan Takut Mati yang selama ini tanpa sadar sudah menguasai diri mayoritas manusia sehingga banyak manusia lalai akan keberadaan Allah. Begitu banyak kedzaliman yang terjadi sebelum wabah ini merebak yang dilakukan manusia karena Cinta Dunia dan Takut Mati.
Betapa banyaknya manusia yang melalaikan ketaatan pada Allah swt, mengabaikan hak nya Allah swt untuk diibadahi, mangkir dari kewajiban kita sebagai hamba kepada Rabb nya, karena Cinta Dunia dan Takut Mati.
Mereka tekena penyakit Cinta Dunia karena mengejar pujian manusia, mengejar harta dan posisi mulia di mata manusia. Mereka lupa akan peran maha kuasanya Allah dalam kegagalan dan kemenangan mereka. Seolah tanpa pertolongan Allah dan dengan hanya mengandalkan kekuatan diri sendiri maka mereka bisa menjadi hebat seperti ambisi dan obsesi mereka.
Mereka terkena penyakit Takut Mati karena mereka mengubur fakta bahwa kematian itu sesuatu yang pasti dan tanpa prediksi, bisa terjadi kapan saja tanpa bisa di negosiasi. Kematian bagi mereka adalah hal yang tidak boleh dibicarakan apalagi dipersiapkan. Mereka berharap tidak akan pernah mati karena menganggap Dunia adalah kehidupan sebenarnya. Karena takut mati mereka bisa melakukan apa saja berkorban apa saja, bahkan menggadaikan keimanan kepada Allah swt adalah hal ringan bagi mereka.
Padahal bagi orang yang beriman mengingat kematian adalah hal yang justru sangat dianjurkan, seperti yang disampaikan baginda Rasulullah saw dalam sebuah hadist seperti berikut ini:
Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?” Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259. Hasan kata Syaikh Al Albani).
Juga hadist berikut ini:
 Perbanyaklah banyak mengingat pemutus kelezatan (yaitu kematian) karena jika seseorang mengingatnya saat kehidupannya sempit, maka ia akan merasa lapang dan jika seseorang mengingatnya saat kehidupannya lapang, maka ia tidak akan tertipu dengan dunia (sehingga lalai akan akhirat).” (HR. Ibnu Hibban dan Al Baihaqi, dinyatakan hasan oleh Syaikh Al Albani).

Maka, mengingat mati adalah tanda kecerdasan manusia seperti yang disampaikan Rasulullah saw dalam hadist di atas. Mengapa demikian? karena dengan mengingat mati manusia mempersiapkan setiap hal selama hidup di dunia agar bisa meraih kesuksesan untuk akhiratnya yg Haq bukan untuk dunia yang semu dan fana. Sehingga letih lelah, kerja kerasnya bukan untuk hal yang sia-sia yaitu dunia. Tapi untuk kehidupan yang sebenarnya yaitu Akhiratnya.

Namun, apa yang terjadi dengan mayoritas manusia? mereka dengan prinsip YOLO (You Only Life Once --> Kamu hanya hidup sekali) tertipu dengan kepalsuan dunia. Menganggap hidup hanya sekali dan itu adalah di dunia, dan meragukan kehidupan berikutnya setelah kematian. Maka mereka berlomba-lomba mengejar dunia dan melalaikan akhirat. Sebuah jerih payah yang dikemudian hari hanya akan disesalinya, seperti yang dijelaskan dalam hadist seperti berikut ini:


Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ فَرَّقَ اللهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ ، وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَـهُ ، وَمَنْ كَانَتِ الْآخِرَةُ نِيَّـتَهُ جَمَعَ اللهُ لَهُ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ غِنَاهُ فِـيْ قَلْبِهِ ، وَأَتَـتْهُ الدُّنْـيَا وَهِـيَ رَاغِمَـةٌ
 Barangsiapa tujuan hidupnya adalah dunia, maka Allâh akan mencerai-beraikan urusannya, menjadikan kefakiran di kedua pelupuk matanya, dan ia mendapat dunia menurut apa yang telah ditetapkan baginya. Dan barangsiapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah negeri akhirat, Allâh Azza wa Jalla akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina.

Lalu seorang ulama besaar, Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
مُحِبُّ الدُّنْيَا لَا يَنْفَكُّ مِنْ ثَلَاثٍ : هَمٌّ لَازِمٌ ، وَتَعَبٌ دَائِمٌ ، وَحَسْرَةٌ لَا تَنْقَضِى.
 Pecinta dunia tidak akan terlepas dari tiga hal : kesedihan (kegelisahan) yang terus-menerus; kecapekan (keletihan) yang berkelanjutan; dan penyesalan yang tidak pernah berhenti.
Ini adalah keburukan yang terbalik dari semua sisi. Juga berarti membalik sesuatu pada posisi yang benar-benar terbalik. Ini sesuai sekali dengan firman Allâh Azza wa Jalla :
مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ ﴿١٥﴾ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ ۖ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami  berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh  balasan di akhirat kecuali neraka. Dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” [Hûd/11: 15-16].
2. Kesempatan Diri Untuk Memperbaiki Kualitas Hubungan dengan Keluarga
Efek dari adanya pandemi ini adalah adanya himbauan Social Distancing, dimana semua aktifitas dan kesibukan manusia di luar rumah terhenti untuk mencegah penyebaran virus ini. Maka, banyak kemudian masyarakat pun selama pandemi ini beraktifitas dan melakukan pekerjaan di rumah. Yang sebelumnya sangat sibuk, dan jarang memiliki quality time dengan keluarga, saat ini sejak adanya pandemi ini sebuah keluarga menjadi memiliki waktu luang bersama setiap hari bahkan sepanjang hari. Membangun lagi kedekatan emosi diantara anggota keluarga adalah hal spesial yang bisa dilakukan selama "DiRumahAja". Orangtua yang karena kesibukannya jarang atau bahkan tidak pernah ngobrol dari hati ke hati dengan anaknya atau dengan pasangannya, di momen2 sekarang hal tersebut bisa sangat dilakukan. Saling mendengarkan perasaan dan saling memahami satu sama lain di saat2 ini adalah hal berharga yg bs dilakukan antar anggota keluarga. Maka, diharapkan terrciptalah kekuatan generasi bangsa ini yg lahir dari keluarga2 harmonis dan hangat. Bukankah keluarga adalah tonggak majunya peradaban suatu bangsa?
3. Kesempatan Bumi untuk memperbaiki Dirinya
Beberapa penelitian menemukan efek positif dari adanya pandemi ini ternyata sangat dahsyat pada Bumi kita tercinta. Lapizan ozon yang sebelumnya menipis dan banyak lubang akibat terpapar aktivitas industrialisme manusia yang sudah terlalu berlebihan sehingga merusak tatanan alam kita, kini mulai menbaik kembali. Udara di beberapa kota metropolitan yang sarat akan polusi udara pun mulai terasa bersih hingga di beberapa tempat langit begitu cerah dan memperlihatkan jajaran gunung yang kokoh dan indah. Bukankah kita bisa memaknai semua ini dengan pemahman bahwa, Dampak Allah perintahkan virus corona hadir di Bumi adalah untuk mengistirahatkan Bumi agar bisa me Recharge energinya yg sudah terkuras habis akibat ambisi dan ketamakan manusia yg tidak peduli pada kelestarian alam. Jika Bumi memperbaiki diri, menyembuhkan dirinya bukankah itupun juga untuk keuntungan manusia sebagai penghuni dan khalifah di Bumi? MasyaAllah betapa Allah begitu Ar Rahman Ar Rahiim.. kasih sayangNya begitu dahsyat jika kita mau merenunginya.
Maka saat ini, insyaAllah sudah jelaslah bagi kita apa yang hendak Allah ingatkan kepada kita dengan diizinkannya makhluk bernama Virus Corona ini hidup di Bumi. Bersyukurlah ketika Allah izinkan kita mampu menemukan hikmah di berbagai peristiwa, terutama peristiwa-peristiwa pahit. 
Dari Shuhaib, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999)
Imam Al-Munawi berkata dalam Faidhul Qadir, “Keadaan seorang mukmin semuanya itu baik. Hanya didapati hal ini pada seorang mukmin. Seperti itu tidak ditemukan pada orang kafir maupun munafik. Keajaibannya adalah ketika ia diberi kesenangan berupa sehat, keselamatan, harta dan kedudukan, maka ia bersyukur pada Allah atas karunia tersebut. Ia akan dicatat termasuk orang yang bersyukur. Ketika ia ditimpa musibah, ia bersabar. Ia akan dicatat termasuk orang yang bersabar.
Oleh karenanya, selama seseorang itu dibebani syari’at, maka jalan kebaikan selalu terbuka untuknya. Sehingga seorang hamba yang beriman itu berada di antara mendapatkan nikmat yang ia diperintahkan untuk mensyukurinya dan musibah yang ia diperintahkan untuk bersabar.
Maka SYUKUR dan SABAR Adalah 2 skill utama yang dimiliki manusia beriman dimana kata Rasulullah adalah manusia yang paling enak hidupnya.. karena seluruh kondisi di hidupnya mudah disikapi dengan positif, mudah melihat dari sisi positif, karena manusia yang beriman mengenal Allah swt yang Maha Suci.. bersih dari keburukan, kelemaha, kesalahan, kekurangan. Maka jika Allah dari pencipta segala sesuatu, maka mustahil ada yg buruk dari segala sesuatu tersebut. selalu ada hikmah positif dibalik segala sesuatu yg Allah ciptakan.
Dan ini sejalan dengan ilmu psikologi yang mengajarkan bahwa Berfikir Positif adalah kunci kebahagiaan yang membawa manusia pada kesuksesan.
Jadi jika ingin sukses, harus bisa MERASA BAHAGIA dulu. Apa yang harus dilakukan untuk bisa MERASA BAHAGIA?
Yang harus dilakukan untuk merasa bahagia adalah dengan berlatih terus menerus, mengulang ulang utk mengingat HAL HAL BAIK di dalam hidup kita. Memikirkan HANYA YANG BAIK, yang kita suka, yang kita inginkan.
Maka, manusia yang bisa melatih dirinya untuk hanya fokus pada hal2 positif di hidupnya, apapun kondisinya dialah manusia paling beruntung di Bumi. karena dengan mampu fokus pada hal2 positif maka dia akan memelihara RASA BAHAGIA. Dan RASA BAHAGIA lah yang menjadi penentu utama kesuksesan.
Jadi salah kaprah jika Pemahaman umum menyatakan SUKSES DULU baru BAHAGIA. Terbalik! 
Harusnya, BAHAGIA DULU maka KAMU BISA SUKSES! 
Dan kemampuan berfikir positif hanya dimiliki orang - orang yang pandai bersyukur dan bersabar. Ia bisa bersabar karena pandai bersyukur. Maka itulah ciri2 orang beriman seperti yang disampaikan Rasulullah saw dimana semua urusannya serba baik.
Maka ketenangan dan ketentramanlah yang pada akhirnya akan didapatkan manusia yang pandai mengingat ingat hal2 baik, hal2 positif.. dan apakah lagi yang paling baik dan paling positif di hidup kita kalau bukan Allah swt?
Allah swt berfirman, di Qs. Ar Ra'd ayat 28

ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.
Bagaimana cara untuk bisa banyak2 mengingat Allah? Yaitu dengan mengingat ingat kemuliaan2 Allah, kebaikan2 Allah, Perbuatan2 Allah yang agung, ingat nikmat2 Allah, dan semua itu hanya didapat jika kita banyak2 berinteraksi dengan Al Quran (dan Hadist).
Allah berfirman di surat Az-Zumar (39:23)
ٱللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ ٱلْحَدِيثِ كِتَٰبًا مُّتَشَٰبِهًا مَّثَانِىَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ ٱلَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَىٰ ذِكْرِ ٱللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُدَى ٱللَّهِ يَهْدِى بِهِۦ مَن يَشَآءُ ۚ وَمَن يُضْلِلِ ٱللَّهُ فَمَا لَهُۥ مِنْ هَادٍ
Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Qur'an yang serupa (ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka ketika mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan Kitab itu Dia memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa dibiarkan sesat oleh Allah, maka tidak seorang pun yang dapat memberi petunjuk.
MasyaAllah.. Allahu Akbar! 
Allah menjelaskan bahwa perkataan paling baik itu adalah Al Quran, dan dibaca berulang2. Ini sangat sesuai dengan ilmu Berfikir Positif dimana untuk bisa latihan terampil berfikir positif, manusia harus membiasakan diri mengulang ulang perkataan2 baik di pikirannya dan juga secara lisan. Terutama ketika berada dalam kondisi Down (ber emosi negatif = sedih, marah, cemas, takut, dsb).
Para ilmuwan menamakan perilaku mengulang ulang kata2 positif itu dengan sebutan AFIRMASI POSITIF
AFIRMASI POSITIF adalah hal wajib yang butuh dilatihkan semua orang yang ingin terampil BERFIKIR POSITIF. Dengan cara mengulang ulang kata dan kalimat positif kepada dirinya. 
Misalnya di situasi pandemi ini, dimana banyak manusia merasakan emosi negatif (sedih, takut, cemas, dsb), kebanyakan orang tanpa sadar menarik otomatis ketakutan dan kecemasannya dengan memelihara pikiran takut dan cemas tersebut. Pada ada penelitian fisika kuantum yang menjelaskan bahwa energi yang sefrekuensi itu akan saling tarik menarik, saling mendekat satu sama lain. 
Alam semesta memiliki energi, tumbuhan, hewan, manusia, angin, air, api, tanah bahkan benda2 mati dan peristiwa2. Semuanya memiliki Energi. Energi dibagi 2 macam, POSITIF dan NEGATIF.
Energi Positif akan menarik Energi Positif yang sefrekuensi dengannya. Begitu juga Energi Negatif akan menarik Energi Negatif yang sefrekuensi dengannya.
Dan Energi manusia dihasilkan dari CARA DIA BERFIKIR.
Jika Fikirannya dominan POSITIF maka ber Energi Positif lah dia. 
Jika Fikirannya dominan NEGATIF maka ber Energi Negatif lah dia.
dan yang paling utama dari ber efeknya fikiran positif atau negatif yang ada di dalam diri manusia adalah REPETATION yaitu PENGULANGAN. 
Semakin banyak diulang semakin menjadi MIND SET dan semakin diulang semakin menjadi RASA.
MERASA POSITIF atau MERASA NEGATIF.
Ini yang akan sangat mempengaruhi positif negatifnya kehidupan seseorang, dari bagaimana dia MERASA. 
Manusia paling Positif seperti kata Allah melalui Rasulullah adalah manusia beriman, dimana Allah berfirman merkalah manusia paling beruntung. Karena perkaranya serba baik.
Dan Allah memang menjanjikan keberuntungan2 hidup di dunia dan akhirat bagi orang2 beriman dimana memiliki ciri si AHLI SYUKUR dan AHLI SABAR. Maka ia pun mudah MEMAAFKAN, berAKHLAK MULIA, senang MENOLONG, DERMAWAN, dsb (ada banyak dijelaskan ciri2 orang beriman di dalam Al Quran)
Dan bukan hanya itu, ciri yg utama adalah TAAT dengan menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah.
Taat pada PETUNJUK ALLAH. Dimana jika Taat maka akan membuat kita beruntung, selamat, menang, bahagia, sejahtera, mudah, sukses, dan kebaikan2 lainnya di Dunia dan terrutama AKHIRAT.
Jadi, ternyata AFIRMASI POSITIF sebagai kunci dasar keberhasilan memiliki keterampilan BERFIKIR POSITIF sejatinya sudah diajarkan Allah 1400 tahun lalu melalui Rasulullah saw.
Yaitu dengan apa?
Dengan perintah BERIBADAH. Dimana IBADAH yang diajarkan kepada umat muslim dilakukan dengan berulang2 baik prilaku maupun perkataan. Dzikrullah (mengingat Allah, dengan menyebut nama2 Allah dan doa2 serta ayat Al Quran) disunnahkan untuk dibaca berulang2 sebanyak mungkin, sesering mungkin. Dan itu adalah perkataan paling baik, paling positif yang ada di muka Bumi atau bajkan alam semesta.
Jadi, sebenarnya untuk bisa memiliki keterampilan berfikir Positif cukup dengan anda menjalankan ketaatan kepada Allah seluruhnya. Dengan istiqomah dan penuh keimanan.
Maka, tidaklah salah jika saya selalu mengatakan di setiap materi Positive Class yang saya bina bahwa sesungguhnya MANUSIA PALING POSITIF DI BUMI ADALAH ORANG ISLAM YANG MENJALANKAN ISLAMNYA DENGAN KAFFAH (seutuhnya).
Maka, berbahagialah dengan dianugerahinya kita Iman Islam saat ini.. semoga istiqomah, selamanya dalam ketaatan kepada Allah swt, RasulNya dan Kepada AlQuranul kareem.. Aamiin Allahumma Aamiin..
Selamat Menikmati Manisnya Beribadah di Bulan Ramadhan.
Wassalammualaikum warrahmatullahi wabarakatuh..
SEKIAN
.
.
Ayo kita latihan Afirmasi!
Pertama yang bisa anda lakukan andalah menuliskan Perasaan dan Pikiran yang dominan anda rasakan saat ini. Tentang apapun.
Contoh:
Pikiran Negatif 1
"Aku merasa cemas selama pandemi ini. Penghasilan menurun, anak2 sepertinya tidak lagi mampu aku cukupi kebutuhannya 2 bulan ke depan. Uang menipis, aku takut anakku sengsara"
Pikiran Negatif 2
"Aku dengar dampak buruk pandemi ini adalah terjadinya chaos, bagaimana jika terjadi huru hara di negeri ini. Kejahatan dimana mana karena banyak orang di PHK, pengangguran membuat mereka nekat berbuat apa saja"
Pikiran Negatif 3
"Sepertinya aku tidak bakal survive di Indonesia. Kinerja pemerintah mengatasi pandemi ini sangat diragukan. Mending aku bunuh diri aja daripada kena corona"
Nah... jika sudah selesai menulis Pikiran Negatifnya, sekarang kita ubah semua kata dan kalimat negatif tersebut menjadi kata2 Positif.
Syaratnya adalah:
"HARUS MENGGUNAKAN KATA2 YANG POSITIF!"
Jadi, HARUS KATA2 positif, bukan makna positif saja tapinKATA KATA nya harus POSITIF.
Contoh:
Pikiran Negatif: "Aku Bodoh" 
Afirmasi positif yang SALAH : "Aku Tidak Bodoh" --> masih mengandung kata2 negatif, yaitu TIDAK dan BODOH meski maknanya Tidak Bodoh adalah Positif.
Afirmasi Positif yang BENAR: "Aku Pintar" --> kata2nya langsung Positif
Paham ya? :)
Sekarang kita latihan mengganti 3 Pikiran Negatif di atas, menjadi Afirmasi Positif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar